Nikmat yang diberikan Allah, tidak ada yang sanggup menghitung jumlahnya. Karena jumlahnya yang memang tidak terhingga dan kurangnya manusia memperhatikan sampai pada hal-hal kecil yang sebenarnya juga adalah nikmat Allah.Makna Nikmat
Nikmat boleh ditulis hikmah, boleh juga na’iym yang berarti alhalatul hasanah (sesuatu yang indah dalam perasaan). Surga yang paling nikmat disebut “Jannatun-na’iym” (Kebun yang paling nyaman dan indah). Makanan yang enak, juga disebut nikmat dan gurih.Di dalam Al-Quran disebutkan nikmat itu sangat banyak, “Waintauddu nikmatallahi la tuhsuha” (Kalau kamu hitung-hitung nikmat Allah kamu tidak akan mampu menghitungnya). Artinya nikmat Allah itu banyak ragamnya misalnya penglihatan, pendengaran, perasaan hati, mampu membedakan mana yang baik dan buruk.Sedangkan dari luar untuk kehidupan manusia, dengan adanya udara yang dapat di hirup setiap hari, cahaya matahari, air jernih yang dapat diminum, rezeki yang bertebaran, tubuh yang sehat,, umur yang Panjang, keluarga bahagia dan yang paling besar ialah nikmat keimanan.Perintah untuk Bersyukur
Sebab itu Allah memerintahkan supaya mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia, Bahkan dijanjikan akan ditambah nikmat itu. Firman Allah, “Lain Syakartum Lazzidannatkum, Wa lainkafartum Inna Azabi lasyadid” (Kalau kamu bersyukur niscaya akan Kutambah nikmat-Ku, tapi jika kamu ingkar, sesungguhnya siksaan-Ku amatlah pedih).
Jika kita perhatikan ayat di atas, maka mensyukuri nikmat Allah itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan, sedang mengingkari nikmat justru dapat mendatangkan siksaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.