Griya Yatim dan Dhuafa

Imran bin Hushain dan Rasa Sabarnya dalam Menghadapi Penyakit 

Admin
Admin 16 Dec 2021

Donasiberkah.id - Imran bin Hushain menderita penyakit buang air selama 30 tahun dan ia tidak bisa bergerak dari tempat tidurnya.

Salah seorang sahabat dari Bani Khuza’ah yang telah memeluk Islam pada saat Nabi ﷺ masih berdakwah di Makkah adalah Imran bin Hushain. Menurut beberapa keterangan, Imran merupakan sahabat yang cerdas dan banyak meriwayatkan Hadits.

Ketika masa Khalifah Umar bin Khaththab, Imran ditugaskan untuk menjadi pengajar bagi penduduk Bashrah. Sementara itu, salah satu yang menjadi muridnya adalah seorang ulama tabi’in yang terkenal, Hasan al Bahsri.

Kisah Umar bin al Khathab Menolak Daging Unta yang Paling Enak : Okezone  Muslim

Baca Juga : Kisah Tabi’in : Kelahiran Hasan al-Bashri

“Tidak ada sahabat Nabi ﷺ yang datang ke Bashrah, yang keutamaannya melebihi Imran bin Hushain. Ia selalu menolak siapapun yang membuatnya lalai beribadah kepada Allah, ia layaknya malaikat yang berjalan di muka bumi!!” kata Hasan Al Bashri.

Begitu juga ketika terjadi pertentangan antara Khalifah Ali dan Muawiyah, Imran bin Hushain memilih tidak berpihak kepada siapapun dari keduanya.

Kala itu, Imran berkata, “Menggembala sekelompok kambing yang sedang menyusui anak-anaknya di puncak gunung yang terpencil sampai aku mati, lebih aku sukai daripada harus melepaskan anak panah ke salah satu kelompok kaum muslimin, baik mereka itu salah, apalagi mereka itu benar !”.

Hingga pada masa akhir hidupnya, disebutkan bahwa Imran bin Hushain menderita penyakit buang air selama 30 tahun dan ia tidak bisa bergerak dari tempat tidurnya. Oleh karena itu, Imran harus dibuatkan lubang di bawah tempat tidurnya untuk kencing dan buang air besarnya.

Trees (kidneys), 3D environmental and medical concepts Trees (kidneys), 3D environmental and medical concepts sick illustration stock pictures, royalty-free photos & images

Meskipun begitu, selama tiga puluh tahun tersebut ia tidak pernah mengeluh dan tetap bersabar dengan ujian Allah yang dialaminya. Sosok Imran juga tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban syariat sesuai kemampuannya.

Seperti pada suatu ketika, salah satu saudara Imran bernama Al Alaa' atau Mutharrif bin Asy Syikhkhir menjenguknya yang menangis melihat keadaan Imran yang begitu memprihatinkan. Imran hanya tersenyum melihat reaksi saudaranya tersebut dan berkata,

"Janganlah engkau menangis. Sesungguhnya aku suka dengan apa yang disukai Allah. Aku akan menceritakan kepadamu sesuatu hal, yang semoga saja bermanfaat bagimu, tetapi jangan engkau ceritakan kepada orang lain sampai aku meninggal dunia."

Imran lalu menceritakan, bahwa karena sakitnya itu, para malaikat berziarah atau mengunjungi dirinya setiap harinya serta memberi salam kepadanya. Atas dasar itu, ia merasa senang dan selalu berdoa untuk tidak sembuh dari penyakitnya tersebut hingga ajal menjemputnya.

Ketika ada orang yang menyarankan agar ia berobat atau akan mengobatinya, Imran lalu menjawab.

"Sesuatu yang paling aku cintai adalah sesuatu yang dicintai Allah (yakni, ketentuan/takdir Allah kepada dirinya) !.”

Kemudian ketika ajalnya semakin dekat, Imran berpesan kepada orang-orang sekitarnya.

“Jika kalian pulang setelah menguburkanku, hendaklah kalian sembelih beberapa ekor ternak untuk menjamu mereka, layaknya jamuan dalam pesta perkawinan”. Wallahu A'lam Bishawab.

 

Maukah sahabat jadi bagian dari pensejahtera anak-anak yatim dan dhuafa? Yuk tunaikan zakat, infaq-sedekah maupun wakaf di link kebaikan di bawah ini:

# Artikel Terkait

Artikel terkait tidak ditemukan.