Griya Yatim dan Dhuafa

Jagalah Lisan Dari perbuatan Yang Tercela

Admin
Admin 24 Aug 2021

[caption id="attachment_15524" align="aligncenter" width="1042"]Jagalah Lisan Dari Perbuatan Yang Tecela                                     Jagalah Lisan Dari Perbuatan Yang Tecela[/caption]

Donasierkah.org - Lisan adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Apabila nikmat ini digunakan untuk kebaikan, maka akan mengantarkan kita ke surga. Begitu pula sebaliknya, jika nikmat ini digunakan untuk keburukan, maka sangat mudah menjerumuskan kita kedalam neraka. 

Di antara maksiat lisan adalah mencaci seorang Muslim, melaknat nya, melecehkannya, dan mengatakan setiap perkataan yang menyakiti hatinya tanpa ada sebab yang syar’i (alasan yang dibenarkan oleh syariat). Maka sudah seharusnya kita menjaga lisan dari perbuatan yang tercela agar kita terhindar dari dosa-dosa lisan dan selamat dari api neraka.

Baca Juga : Golongan Yang Dicintai Allah 

#Maka Apakah Dampak Bagi Orang Yang Tidak Menjaga Lisan ?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mencaci seorang Muslim adalah kefasikan” (HR.Bukhari).

Allah berfirman : “Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur : 24)

Dari dalil diatas dapat kita simpulkan bahwa perbuatan mencaci seorang Muslim adalah kefasikan karena ia tergolong dosa besar. Sedangkan melaknat artinya adalah mencaci orang lain serta  mendoakannya agar dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah. Seperti mengatakan: Semoga Allah melaknatmu, semoga laknat Allah menimpamu, engkau terlaknat, atau engkau termasuk orang yang pantas mendapat laknat Allah. Melaknat seorang Muslim hukumnya dosa besar. Serta mencaci dan melaknat saudara sesama Muslim bukanlah sifat seseorang Mukmin yang sempurna imannya.

Baca Juga : Allah Menjamin Rezeki Setiap Hambanya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Melaknat seorang Mukmin serupa dengan membunuhnya” (Muttafaqun ‘alaih).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Seorang Mukmin yang sempurna imannya bukanlah seorang pencaci, melaknat, bukan pula orang yang berkata keji dan kotor” (HR. Ahmad & Tirmidzi). 

[caption id="attachment_15525" align="aligncenter" width="300"]Jagalah Lisan Dari Perbuatan Yang Tecela   Jagalah Lisan Dari Perbuatan Yang Tecela[/caption]

Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya termasuk manusia yang paling buruk adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena takut akan perkataan keji dan kotornya.” (HR. Bukhari). 

Sebaliknya, Mukmin yang baik adalah seorang mukmin yang orang lain selamat dari gangguan lidah dan tangannya. 

Baca Juga : Faktor Yang Mempengaruhi Buruknya Akhlak

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Muslim yang sempurna imannya adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Imam al-Ghazali mengatakan bahwa : “Lidah adalah nikmat yang agung bentuknya kecil. Tapi akibat yang ditimbulkannya bisa sangat besar.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Dengan lidah seorang anak bisa bertengkar dengan kedua orang tuanya. Dan dengan ini pula yang menyebabkan terjadinya perceraian antara suami istri. Inilah lidah yang membuat kerusuhan dan huru-hara dapat meletus di mana-mana dan meluas ke mana-mana. Sebab inilah seseorang bisa membunuh teman atau tetangganya.

Baca Juga : Setiap Perbuatan Baik Adalah Sedekah

#Yuk, Jagalah Dirimu Dari Api Neraka

Oleh karena itu, mari kita jaga lidah kita. Jangan sampai menjadi sumber bencana bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Karena disebabkan kelalaian dari lidah kita yang tidak hati-hati dalam menjaga ucapan-ucapan yang haram dan mengandung dosa. 

Apabila hendak mengeluarkan perkataan yang baik dan bermanfaat sebaiknya dikatakan atau ditulis. Jika tidak ada manfaatnya atau bahkan berpotensi menimbulkan keburukan, kekacauan serta kesalahpahaman, maka lebih baik diam. Jika ada manfaat di satu sisi, namun ada pula mudaratnya di sisi yang lain, maka kita mengikuti prinsip.

Baca Juga : Bagaimana Hati Berpuasa? 

Mencegah mafsadah lebih didahulukan daripada menarik maslahah. Saring sebelum sharing. Tidak setiap yang terpikir, kita ucapkan. Tidak setiap kejadian kita komentari. Jangan mengomentari sesuatu yang kita tidak ada ilmu tentangnya. 

Mari sahabat, kita menjadi pribadi yang selalu menjauhi perbuatan dosa dan selalu senantiasa meningkatkan amal sholeh. Salah satunya berbagi kebahagiaan bersama para yatim & dhuafa dengan berdonasi melalui link gambar dibawah ini !

[caption id="attachment_12072" align="aligncenter" width="300"]Donasi Sekarang Griya yatim         Donasi Sekarang Griya yatim[/caption]

# Artikel Terkait

Artikel terkait tidak ditemukan.