Seorang muslim yang utama itu adalah muslim yang menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain. Dalam suatu riwayat di ceritakan bahwa, suatu hari Rasulullah SAW. ditanya, “Siapakah Muslim yang paling utama?” Beliau menjawab,“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR. Bukhari).Kini kita telah berada di penghujung bulan Ramadhan. Dalam bulan Ramadhan ini kita dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu kita dengan menjalankan ibadah puasa. Namun, puasa tidaklah hanya hal tersebut, namun kita juga perlu menjaga lisan kita. Rasulullah bersabda : “Bukanlah puasa itu sebatas menahan dari lapar dan haus, tetapi hakikat puasa itu ialah menahan diri dari perbuatan yang sia-sia dan ucapan-ucapan yang tidak layak (rafats).” (HR. Ibnu Majah).Lisan merupakan salah satu nikmat yang Allah berikan pada kita. Dengan adanya lisan, banyak hal yang menjadi lebih mudah. Lisan yang baik adalah yang digunakan untuk menyebut nama Allah, senantiasa berzikir, dan berkata yang benar. Allah berfirman : “Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar)” (al-Isro: 53). Lisan yang seperti inilah yang akan mendapatkan keberkahan. Namun lisan juga sangatlah berbahaya, karena dengan lisan kita dapat menyakiti seseorang.Rasa sakit yang disebabkan oleh lisan tidak mudah hilang karena membekaskan luka di dalam hati. Luka yang ada di dalam hati tidak bisa kita sembuhkan dengan cepat, seperti hal nya luka dtubuh kita. Luka yang ada pada hati akan sulit untuk benar-benar di lupakan. Oleh karena itu, menjaga lisan adalah suatu yang perlu di lakukan oleh setiap muslim agar tidak menyakiti perasaan saudaranya sesama muslim.Kata-kata memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada hal apapun. lisan dapat menjadi senjata bermata dua, yang dapat melukai orang lain dan juga melukai diri sendiri. Namun,kata-kata yang baik adakalanya dibeberapa moment lebih dibutuhkan dibanding pemberian yang lain. Dengan kata-kata yang baik, seseorang bisa lekas bangkit dari keterpurukan, menambah semangat, dan menenangkan hati. Lalu apa saja kata-kata baik itu ya sahabat. Kata-kata yang baik adalah yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul. Kata-kata yang baik lahir dari jiwa yang ikhlas, terucap karena berharap ridho Allah, terucap bukan untuk mencari penilaian makhluk. Dan kata-kata yang baik itu, bisa saja datang dari orang yang tidak kita kenal, namun Allah memberi perkataan yang membekas dalam kata-katanya, sehingga membekas di hati yang mendengarkan.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346).Al-Imam An-Nawawi berkata : “Hadits ini menunjukkan bahwa kalimat thayyibah merupakan sebab selamat dari neraka, yang dimaksud kalimat thayyibah adalah ucapan yang menyenangkan hati seseorang jika ucapan itu mubah atau mengandung ketaatan.” (Al-Minhaj, 7/103).Wah sahabat, besar sekali ya efeknya untuk dunia dan akhirat. Sahabat, terus kita memohon agar kiranya Allah menurunkan dalam lisan kita kalimatun thoyyibatun, baik yang terucap langsung maupun yang terucap lewat media sosial, karena setiap perkataan kita, kelak akan dimintai pertanggungjawaban.