Griya Yatim dan Dhuafa

Kisah Ibnu Hajar  Al-Asqalani (Anak Batu) Yang menjadi Ulama Besar

Admin
Admin 03 Dec 2021

Donasiberkah.id Kisah Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita.

 

Di bawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.

Melintasi Sembilan Negara, Sungai Nil Saksi Angkara Murka Firaun - SINDOnews

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibnu Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar di sebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.

Pendidikan Islam Al-Azhar Mesir di Aceh – Kajian Timur Tengah FIB UGM

Beliau pun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya

Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, memaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua.

Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut.

Air dan Batu Menjadi Motivasi Ibnu Hajar Si Anak Batu - Bacaan Madani |  Bacaan Islami dan Bacaan Masyarakat Madani

Beliau pun bergumam dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliau pun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.

Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Baca Juga : Kisah Hikmah Pertanyaan Putri Imam Ahmad Terhadap Imam Syafi’i

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Dua Wabah Penyakit yang Diabadikan Ibnu Hajar Al Asqalani | Republika Online

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau menjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita sekarang ini.

Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Maram min Adillat Al Ahkam, al Ishabah fi Tamyiz Ash Shahabah, Tahdzib At Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Terjemah Fathul Bari Syarah Bukhari

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

 “Kisah Ibnu Hajar Si Anak Batu diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan.”

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai ia sendirilah yang mengubah keadaan mereka sendiri.” (QS. Ar Ra'd 13 Ayat : 11 ).

Demikian kisah yang kita baca dari seorang ulama besar yang karyanya terletak di seluruh masjid di dunia, semoga kisah ini bisa memberikan semangat pada kita untuk selalu semangat dalam belajar. Aamiin. 

tee lor zu waterfall in summer - rock in river stock pictures, royalty-free photos & images

Maukah sahabat jadi bagian dari pensejahtera anak-anak yatim dan dhuafa? Yuk tunaikan zakat, infaq-sedekah maupun wakaf di link kebaikan di bawah ini:

# Artikel Terkait

Artikel terkait tidak ditemukan.