Griya Yatim dan Dhuafa

Kisah Umar Bin Abdul Aziz dan Lampu Negara

Admin
Admin 14 Nov 2021

Donasiberkah.id- Peradaban Islam telah menghasilkan sejumlah pemimpin yang meniru budi pekerti Rasulullah ﷺ. Di antaranya adalah Umar bin Abdul Aziz. Walau pemerintahannya cukup singkat, khalifah Dinasti Umayyah ini telah berperan besar dalam sejarah.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan ketinggian budi pekerti kakek dan nenek Umar bin Abdul Aziz; sifat yang akhirnya menurun kepada sang cucu. Kisah berikut yang terjadi pada zaman Umar bin Khattab disampaikan sahabat Abdullah bin Zubair.

Pada suatu malam, Khalifah Umar Bin Khottob dengan ditemani Abdullah sedang melakukan patroli keliling Madinah. Karena merasa lelah, sang amirul mukminin pun bersandar pada dinding sebuah rumah. Keadaan saat itu cukup gelap gulita.

Premium Vector | Panorama of ancient arab city with houses and the mosque  at night blue city in cartoon style

Dari arah jendela rumah tersebut, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita berkata kepada putrinya, “Wahai putriku, campurlah susu itu dengan air.”

“Wahai ibunda, apakah engkau tidak mendengar maklumat Amirul Mukminin?” tanya si anak gadis.

“Memang apa maklumatnya?”

“Tadi siang di pasar, petugas Amirul Mukminin mengumumkan, hendaknya pedagang tidak mencampur susu dengan air.”

“Tidak apa-apa, putriku, campur saja susu itu dengan air. Sekarang kita di rumah. Tidak mungkin Umar atau petugas mengetahui,” kata si ibu.

“Benar, Bu, Amirul Mukminin tidak melihat kita. Namun, Tuhannya Amirul Mukminin Maha Melihat,” timpal putrinya.

Umar menyimak perbincangan ibu dan anak itu. Sebelum pulang, ia meminta Abdullah untuk menandai rumah tersebut. Begitu kembali kepada keluarganya, Umar memanggil putra-putranya.

“Adakah di antara kalian yang ingin menikah?”

“Saya belum beristri, wahai Ayah. Nikahkanlah aku,” jawab Ashim bin Umar.

Keesokan harinya, Umar berkata kepada Ashim. “Pergilah kamu ke suatu tempat di daerah ini. Engkau akan bertemu dengan seorang gadis. Temui ibunya. Persuntinglah gadis itu agar menjadi istrimu. Semoga Allah memberimu keturunan yang baik darinya.”

Arabic Narrow Images, Stock Photos & Vectors | Shutterstock

Akhirnya, Ashim bin Umar menikah dengan gadis penjual susu itu. Pasangan ini dikaruniai anak-anak yang berbudi pekerti luhur. Salah satunya adalah Laila, yang lantas dipersunting oleh seorang gubernur yang saleh, Abdul Aziz bin Marwan. Dari pernikahan ini, lahirlah sang mujadid abad pertama Hijriah.

Karakteristik kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz adalah amanah dan warak, jauh dari kesan semena-mena. Selayaknya orang yang memahami ilmu-ilmu agama, ia memahami adanya tanggung jawab, baik di dunia maupun akhirat kelak. Bahkan, dirinya pun semakin takut akan pengadilan Hari Akhir dan perjumpaan dengan Tuhannya. 

Lampu Ini Milik Negara

37,579 Arabic Lamp Stock Photos, Pictures & Royalty-Free Images - iStock

Masuk ke cerita utama artikel ini, suatu malam, Umar bin Abdul Aziz terlihat sibuk merampungkan sejumlah tugas di ruang kerja istananya. Tak dinyana, putranya masuk ruangan dan hendak membericarakan sesuatu.

”Untuk urusan apa putraku datang ke sini: urusan negarakah atau keluargakah?” tanya Umar.

”Urusan keluarga, ayahanda,” jawab si anak.

Tiba-tiba Umar mematikan lampu penerang di atas mejanya. Seketika suasana menjadi gelap.

”Kenapa ayah memadamkan lampu itu?” tanya putranya merasa heran.

”Putraku, lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang digunakan juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan kita bahas adalah urusan keluarga,” jelas Umar.

Umar kemudian meminta pembantunya mengambil lampu dari ruang dalam.

”Nah, sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita. Minyaknya pun dibeli dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai pembicaraan dengan ayah.”

Arab Hold Lantern Images, Stock Photos & Vectors | Shutterstock

Begitulah perangai pejabat sejati. Ternyata, puncak kejayaan di berbagai bidang tak lantas membuat Umar bin Abdul Aziz terperdaya. Meski prestasinya banyak dipuji, pemimpin berjuluk ”khalifah kelima” ini tetap bersahaja, amanah, dan sangat hati-hati mengelola aset negara.

Semoga kelak banyak yang akan lahir di masa kini dan masa depan pemimpin yang seperti Umar Bin Abdul Aziz, yang jujur dan zuhud yang peduli pada negaranya. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

Maukah sahabat jadi bagian dari GYD (Generasi Yang Dermawan) untuk mensejahterakan anak-anak yatim dan dhuafa? Yuk tunaikan zakat, inaq-sedekah maupun wakaf di link kebaikan di bawah ini: 

# Artikel Terkait

Artikel terkait tidak ditemukan.