Sahabat dermawan, Rasulullah memberikan pelajaran kepada Mu’adz bin Jabal dengan menyebutkan bahwa kunci dan kendali dari amalan-amalan yang dapat memasukan ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka dan agar mencapai kesempurnaannya adalah mengendalikan lisan. Dalam hadits lain disebutkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah,“Ya Rasulullah , tunjukanlah aku kepada amalan yang bisa memasukanku ke dalam surga,” Rasulullah menjawab, “jagalah ini.” Sambil menunjuk ke lidahnya.Maka, orang yang lisannya terjaga dari menyakiti orang lain, akan menjadi hal yang utama untuk menyempurnakan amalan-amalan. Allah berfirman : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al Baqarah: 263).Perkataan yang buruk itu dapat menghilangkan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya sebelumnya. Dalam sebuah riwayat, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, “ ’Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.’ Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, ‘Sungguh ia termasuk ahli neraka’. Kemudian laki-laki itu berkata lagi, ‘Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Maka Rasulullah berkata, ‘Sungguh ia termasuk ahli surga.’ “ (HR.Muslim).
Lisan Sebagai Kunci Amalan
Admin
29 Jun 2020
Sahabat dermawan, Rasulullah memberikan pelajaran kepada Mu’adz bin Jabal dengan menyebutkan bahwa kunci dan kendali dari amalan-amalan yang dapat memasukan ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka dan agar mencapai kesempurnaannya adalah mengendalikan lisan. Dalam hadits lain disebutkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah,“Ya Rasulullah , tunjukanlah aku kepada amalan yang bisa memasukanku ke dalam surga,” Rasulullah menjawab, “jagalah ini.” Sambil menunjuk ke lidahnya.Maka, orang yang lisannya terjaga dari menyakiti orang lain, akan menjadi hal yang utama untuk menyempurnakan amalan-amalan. Allah berfirman : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al Baqarah: 263).Perkataan yang buruk itu dapat menghilangkan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya sebelumnya. Dalam sebuah riwayat, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, “ ’Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.’ Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, ‘Sungguh ia termasuk ahli neraka’. Kemudian laki-laki itu berkata lagi, ‘Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Maka Rasulullah berkata, ‘Sungguh ia termasuk ahli surga.’ “ (HR.Muslim).