[caption id="attachment_15604" align="aligncenter" width="1042"] Mempersiapkan Bekal Menuju Akhirat[/caption]
Donasiberkah.org - Sahabat dermawan, hari akhirat adalah hari setelah kematian. Dimana setiap muslim dan muslimah wajib meyakini yakini kebenarannya dan beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tentang kebenaran agamanya. Hari itulah hari pembalasan setiap semua amal perbuatan manusia. Serta akan ditampakan semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia. bagi orang-orang yang melampaui batas akan berkata dengan penuh penyesalan. Maka mari kita mempersiapkan bekal menuju akhirat dengan memperbanyak amal ibadah.
Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr : 18)
Baca Juga : Jangan Lupa Bersedekah Untuk Tabungan Akhirat
Ketika seorang muslim menginginkan keselamatan dirinya agar terhindar dari apai neraka. Maka ia akan benar-benar memberikan perhatian besar dalam mempersiapkan diri dan mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal dan abadi. Karena pada hakikatnya, hari inilah masa depan dan hari esok manusia yang sesungguhnya, yang kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya usia manusia.
#Jadilah Engkau Di dunia Seperti Orang Asing…
Dunia tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akhirat tempat kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi. Barangsiapa yang mengumpulkan bekal yang cukup maka dengan izin Allah dia akan sampai ke tujuan dengan selamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari no. 6053)
Baca Juga : Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat
Hadits ini merupakan arahan bagi orang yang beriman tentang bagaimana seharusnya dia menempatkan dirinya dalam kehidupan di dunia. Karena orang asing (perantau) atau orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang yang hanya tinggal sementara dan tidak terikat hatinya kepada tempat persinggahannya. Serta terus merindukan untuk kembali ke kampung halamannya.
#Maka Apa Sajakah Bekal Yang Harus Dipersiapkan ?
#Mengerjakan Amal Sholeh
Amal saleh adalah perbuatan yang sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama. Di dalam amal saleh terdapat berbagai macam dan jenis amal ibadah yang meliputi habluminallah dan habluminannas.
Amal ibadah adalah perbuatan yang merupakan pengabdian kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hubungan inilah yang disebut dengan istilah habluminallah.
Sedangkan, amal jariyah merupakan perbuatan baik untuk kepentingan masyarakat (umum) yang dilakukan tanpa pamrih. Hubungan ini yang disebut dengan habluminannas ini merupakan hubungan sesama manusia atau sesama makhluk Allah.
Baca Juga : Sedekah Kunci Kebahagian Dunia & Akhirat
Allah berfirman : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 82)
Allah berfirman : “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.” (QS. Al-Mu’min : 40)
Disebutkan dalam ayat lain : “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar.” *(QS. Al-Maidah : 9)
“Kecuali orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun.” (QS. Maryam 60)
[caption id="attachment_15603" align="aligncenter" width="300"] Mempersiapkan Bekal Menuju Akhirat[/caption]#Menjauhi Perbuatan Tercela
Selama manusia hidup di dunia, maka akan terlibat dengan dua sisi perbuatan yang saling bertolak belakang, yaitu akhlak terpuji dan tercela. Maka akhlak tercela seseorang harus dicegah agar tidak melakukannya. Sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik.
Sedangkan menurut istilah perilaku tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah, yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang banyak. Contoh dari akhlak ini seperti dengki (hasad), dendam, gibah, fitnah, hingga namimah. Semuanya mengantarkan kerugian bagi orang lain dan pelakunya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian apa itu al adhhu ? Itulah namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara sesama manusia.” (HR. Muslim no.6802)
Baca Juga : Pilihan Menu Bekal Sehat Untuk Ke Kantor
#Segera Bertaubat
Makna Taubat berasal dari kata raja’a (kembali dari kesalahan dan dosa menuju kepada ketaatan). Berasal dari kata : Orang yang bertaubat kepada Allah ialah, orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat. Apabila seseorang dikatakan bertaubat, dan kalau ia mengakui dosa-dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan itu.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : ”Sesungguhnya segera bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa hukumnya adalah wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda.
Setiap muslim dan muslimah pasti pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai, atau pun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepada.ya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap harinya beliau selalu memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhu ia berkata : ”Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan. ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepadaMu, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (HR. Tirmidzi no.3434, Abu Dawud no.1516, Ibnu Majah no.3814).
Baca Juga : Amalan Yang Bisa Jadi Pemberat Timbangan Di akhirat
#Yuk, Mempersiapkan Bekal Sejak Saat Ini
Demikianlah penjelasan tentang bagaimana seorang hamba dapat kembali ke kampung halaman yaitu akhirat. Karena dengan cara itulah seorang mukmin bisa kembali ke kampung halamannya yang sebenarnya akhirat. Dimana surga adalah tempat tinggal pertama kedua orang tua kita, Nabi Adam ‘alaihis sallam dan istrinya Hawa, sebelum mereka berdua diturunkan ke dunia.
Mari sahabat dermawan kita tingkatkan amalan ibadah kita salah satunya dengan berdonasi untuk para yatim & dhuafa melalui link gambar di bawah ini !
[caption id="attachment_12072" align="aligncenter" width="300"] Donasi Sekarang Griya yatim[/caption]