Donasiberkah.id - Rasulullah ﷺ dikenal amat menyayangi binatang. Para sahabat diajak untuk menyayangi binatang karena bisa mendatangkan pahala. "Setiap air yang diberikan kepada hewan hidup (untuk minumnya) mendatangkan pahala." (HR Bukhari dan Muslim).
Berbuat baik kepada anjing --yang daging dan air liurnya diharamkan-- bahkan mendatangkan ampunan. Rasulullah ﷺ pernah berkisah mengenai seekor anjing yang mengelilingi sumur dan hampir mati kehausan. Seorang pelacur dari bani Israel melihatnya. Dia melepaskan sepatunya dan mengisinya dengan air. Dia memberikannya kepada anjing tersebut. Allah mengampuni dosa-dosa wanita itu karena tindakan baiknya. (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan. Mereka melihat burung seperti burung pipit yang membawa dua anaknya. Burung itu terbang hampir jatuh dengan sepasang sayapnya yang hampir menyentuh tanah.
Nabi ﷺ bertanya, "Siapa yang memisahkan anak burung ini dari induknya? Kembalikanlah dia kepada induknya."
Baca Juga : Kisah Ashabul Kahfi dan Hikmah Di dalamnya
Rasulullah juga sempat melihat rumah semut yang telah dibakar. Nabi ﷺ bertanya, "Siapa yang membakar rumah semut ini?"
Abddullan bin Mas'ud menjawab, "Kami, wahai Rasulullah."
Rasulullah pun bersabda, "Sungguh tidak ada seorang pun yang berhak mengazab (makhluk lain) dengan api kecuali tuhan Zat yang memiliki api." (HR Abu Dawud).
Dalam hadis sahih lainnya diceritakan seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena kucing yang diikatnya. Ia tidak memberinya minuman dan makanan, tidak melepaskan dan membiarkannya mencari serangga tanah (mencari makanannya sendiri) hingga mati.
Kepada binatang yang hendak disembelih sebagai kurban, kita pun diperintahkan untuk berbuat baik. Rasulullah memerintahkan untuk menajamkan alat penyembelihan dan tidak mengasah pisau di depan hewan kurban. Tidak hanya itu, Rasulullah secara eksplisit menyuruh kita agar hewan kurban yang akan disembelih merasa nyaman. "...Berikanlah rasa nyaman pada hewan sembelihan itu." (HR Muslim).
Para sahabat yang menimba ilmu kasih sayang langsung dari Rasulullah mendapatkan warisan ini. Dikisahkan, satu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab tengah duduk di samping unta yang sakit. Ia duduk sambil menangis lantas berkata,
"Demi Allah, aku tidak mengerti apa yang tengah terjadi padamu. Aku sungguh takut; kelak Allah akan menanyaiku tentangmu dan meminta pertanggungjawabanku pada Hari Kiamat."
Imam Bukhari melakukan rihlat li thalab al hadits, perjalanan dengan misi utama mencari hadis-hadis yang tersebar di daerah-daerah yang jauh. Ia menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengambil riwayat hadis tertentu dari seorang perawi.
Setibanya di lokasi, ia mendapati perawi yang ia tuju itu sedang beranjak memberi makan kudanya di sebuah ember. Padahal, Imam Bukhari melihat secara kasat mata ember tersebut kosong, tak ada makanan sama sekali. Tampaknya, perawi yang bersangkutan bermaksud mempermainkan dan menipu kudanya.
Mengetahui itu, Imam Bukhari lantas membatalkan niat mengambil riwayat dari perawi tersebut. Perlakuannya terhadap kuda itu menunjukkan sikap tak jujur. Bukhari pun beranggapan, bila pada binatang saja ia berbohong, tak menutup kemungkinan berbuat hal yang sama kala meriwayatkan hadis. Wallahu a'lam.
Maukah sahabat jadi bagian dari pensejahtera anak-anak yatim dan dhuafa? Yuk tunaikan zakat, infaq-sedekah maupun wakaf di link kebaikan di bawah ini: