Donasiberkah.id- Kota Madinah merupakan kota tujuan Nabi Muhammad ﷺ untuk hijrah dari Mekah sekaligus sebagai pusat kepemimpinan Islam. Meski Islam tidak lahir dari Madinah, kota ini mudah menerima Islam sebagai bagian dari peradaban mereka.
Mayoritas penduduk Kota Madinah telah memeluk Islam meskipun Rasulullah belum menginjakkan kakinya untuk berdakwah di sana.
Baca Juga: Mush‘ab bin Umair (bagian satu) Semangat Muda Membersamai Islam
Hal tersebut berkat kehebatan dakwah seorang sahabat Nabi, Mushab bin Umair. Dialah orang yang diutus langsung oleh Rasulullah untuk berangkat ke kota Madinah (saat itu bernama Yatsrib) jauh sebelum Rasulullah diperintahkan hijrah ke sana.
"Rasulullah menunjuk Mushab untuk mengemban tugas yang paling berat pada saat itu. Ia menjadi duta ke Madinah untuk mengajarkan agama kepada kaum Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di Bukut Aqabah, mengajak selain mereka untuk masuk Islam, serta menyiapkan Madinah untuk menyambut hijrah yang agung," tulis Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah ﷺ tentang Mushab bin Umair, Duta Islam yang Pertama.
Sosok Mushab berwajah rupawan, berpostur tegap, serta memiliki sifat lemah lembut. Ia rela meninggalkan seluruh harta dan perniagaannya di kota Mekah demi tugas mulia untuk berdakwah di Madinah.
Mulanya, ia berdakwah kepada banyak kalangan budak, pekerja, serta rakyat miskin di Kota Madinah. Mereka masuk Islam karena tertarik dengan sikap Islam yang menyejajarkan setiap manusia sebagai entitas yang setara di hadapan Allah tanpa memandang asal dan latar belakang.
Perjalanan dakwah Mushab pun dilaluinya dengan tidak mudah. Ia harus menghadapi ancaman tombak dan sumpah serapah kaum yang belum mengenal dan memeluk agama Allah.
Meski demikian, Mushab bin Umair tetap menjelaskan ajaran Islam dengan tenang, lembut, sembari memperdengarkan suara indah lantunan ayat suci Alquran.
Dalam Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia karya Muhammad Fethullah Gulen dituliskan ketika di Yastrib, murid Rasulullah itu langsung berdakwah. Tak ada satupun pintu rumah yang tidak diketuknya. Pada saat itulah terbukti bahwa keikhlasan Mush'ab dalam berdakwah membuat ucapannya dapat merasuk ke dalam hati orang-orang yang mendengarnya. Lewat dakwah yang dilakukan Mush'ab itulah banyak penduduk Yastrib yang bersedia memeluk agama Islam.
Bahkan karena sedemikian hebatnya dakwah Mush'ab pada saat itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kedatangan Mush'ab di Yastrib adalah laksana gelombang besar yang dahsyat. Mush'ab seakan menjadi sumber cahaya jernih yang memancar ke seantero Yastrib untuk menaklukan hati penduduknya.
Baca Juga: Kisah Umar Bin Khattab yang Membuat Rasulullah ﷺ Tertawa dan Menangis
Tak ada seorang tokoh di Yastrib yang tidak mendatangi Mush'ab untuk mendengar dakwahnya. Bahkan orang-orang yang semula sempat menghentikan dakwah Mush'ab pun luluh ketika mendengarnya berdakwah. Salah satu di antara mereka adalah Sa'd bin Mu'adz. Ketika mendatangi Mushab, pembesar Yastrib itu berniat untuk mengusir Mush'ab yang dianggap telah mengganggu ketentraman penduduk.
Rupanya Sa'd termakan hasutan beberapa orang yang mengatakan bahwa dakwah yang dilakukan Mush'ab telah menimbulkan keresahan di Yastrib. Ketika baru memasuki kediaman Mush'ab, Sa'd langsung mendengar suara Mush'ab yang empuk dan menyejukan. Namun karena amarah telah menguasai dirinya, Sa'd pun melontarkan cacian kepada Mushab.
Mendengar makian itu Mushab tetap tenang dan kemudian berkata kepada Sa'd. “Bagaimana jika tuan duduk dan mendengarkan. Jika ternyata tuan senang mendengar apa yang kuutarakan, silakan tuan menerimanya. Tapi jika tuan tidak suka, aku akan berhenti menyampaikan apa yang tuan benci itu,”
Saa'd tiba-tiba luluh dan mau duduk mendengarkan Mushab. Dalam waktu singkat Saa'd merasakan dirinya telah berpindah ke sebuah dunia lain. Sebuah dimensi yang belum pernah dimasukinya seumur hidup. Sebuah tempat di mana para malaikat mengepakan sayapnya. Dan sebelum pertemuan itu berakhir, Sa'd telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakan diri bergabung dengan barisan umat Islam.
Keesokan harinya kota Yastrib pun gempar oleh berita Sa'd bin Muadz yang masuk Islam. Sebab seperti halnya reputasi Umar bin Khaththab di Makkah, nama Sa'd bin Mu'adz di Yastrib pun ternyata begitu berpengaruh. Bahkan berita ke-Islaman Sad itu kemudian menyebar sampai ke suku-suku yang mendiami kawasan di sekitar Yastrib.
Berkat keteguhannya, Mushab berhasil menundukkan hati masyarakat Madinah dan mengislamkan mereka, seraya berkata, "Mandilah, bersihkan badan dan pakaianmu kemudian bacalah dua kalimat syahadat serta dirikanlah salat."
Semenjak itu, agama Islam semakin banyak dipeluk oleh mayoritas penduduk Kota Madinah tanpa ada sedikit pun darah yang menetes. Dari kisah Mushab-lah, kita mengenal Islam yang damai, yang tidak disyiarkan lewat pedang dan pertumpahan darah.
"Dengan kecerdasan dan kesungguhan usahanya, Mushab telah membuktikan bahwa Rasulullah tidak salah pilih. Ia tahu bahwa dirinya adalah penyeru kepada Allah dan pembawa kabar agama-Nya yang mengajak manusia ke dalam hidayah dan jalan yang lurus," tulis Khalid.
Keimanan tulus yang ditunjukkan penduduk kota Madinah adalah hasil dari dakwah sahabat Mushab bin Umair yang begitu indah dan lembut.
Maukah sahabat jadi bagian dari GYD (Generasi Yang Dermawan) untuk mensejahterakan anak-anak yatim dan dhuafa? Yuk tunaikan zakat, inaq-sedekah maupun wakaf di link kebaikan di bawah ini: