Sedekatduajari - Pada akhir pekan lalu, Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024), Sumatera Barat diguncang oleh tragedi alam yang mengguncang hati: banjir bandang dan longsor. Bencana ini, dipicu oleh hujan lebat dan luapan aliran sungai, menelan korban jiwa, melukai puluhan orang, dan merusak banyak rumah serta infrastruktur di wilayah tersebut.Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kepala Pusat Data Abdul Muhari, pada Minggu (12/5/2024), korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor mencapai lebih dari 40 jiwa. Daerah yang paling terdampak adalah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Di Kabupaten Agam, tercatat 19 korban meninggal dunia, sementara di Kabupaten Tanah Datar, sebanyak 13 jiwa telah kehilangan nyawa mereka. Selain itu, ada juga korban yang masih belum ditemukan dan puluhan lainnya mengalami luka-luka,
Baca Juga : Sedekah Itu Bisa Mencegah Kematian Yang Buruk: Menyingkap Keajaiban Kebaikan
Upaya penanganan darurat dan evakuasi telah dilakukan oleh tim gabungan dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan berbagai instansi terkait lainnya. Lebih dari 200 warga telah dievakuasi dan ditempatkan di posko-posko pengungsian. Meskipun upaya pencarian korban masih terus dilakukan, situasi menjadi semakin rumit karena kerusakan infrastruktur dan akses transportasi yang lumpuh total.Kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini tidak hanya terbatas pada rumah-rumah warga, namun juga melibatkan sarana prasarana penting seperti jembatan dan rumah ibadah. Di Kabupaten Agam saja, 193 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan. Sedangkan di Tanah Datar, sekitar 84 rumah rusak ringan hingga berat.Kondisi lalu lintas yang lumpuh total antara Kabupaten Tanah Datar, Padang, dan Solok menambah kesulitan dalam upaya penanganan dan pendistribusian bantuan. Namun, berbagai pihak termasuk Tim Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pertolongan dan bantuan kepada warga terdampak.