Sahabat, Qais adalah pembantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sekaligus sahabatnya dan panglima pasukannya. Ia adalah tokoh kabilah Khazraj, putra dari tokoh Khazraj dan Anshar, kakek dan buyutnya pun seorang tokoh Khazraj. Ayahnya adalah seorang sahabat yang mulia, Sa’ad bin Ubadah bin Dulaim radhiyallahu anhu. Kakeknya adalah Ubadah bin Dulaim bin Haritsah as-Sa'idi al-Khazraji. Ibunya adalah Ummu Fukaihah binti Ubaid bin Dulaim al-Khazrajiyah.Qais bin Sa’ad bin Ubadah dibesarkan dalam keluarga yang mengutamakan akhlak. Qais menjadi seorang muslim ketika masih anak-anak. Saat itu ayahnya memperkenalkannya kepada Rasulullah. Sebuah riwayat mengatakan bahwa kedudukan Qais di sisi Rasulullah seperti seorang ajudan.Keluarganya adalah keluarga terpandang di tengah bangsa Arab. Karena terkenal dengan kedermawanannya. Qais bin Sa'ad memiliki banyak karakter mulia. Namun yang sangat menonjol adalah sifat dermawan dan cerdas. Kedermawanan Qais layaknya warisan keluarga, sejak dulu, orang-orang Arab telah mengakui kakeknya seorang dermawan. Mereka melayani tamu di siang hari, dan menghidupkan api mengundang orang asing untuk makan di malam hari.Bagi Qais bin Sa’ad bin Ubadah, Islam merupakan jalan menuju rahmat Allah. Maka dari itu, Qais lebih konsisten mengamalkan sifat kedermawanan seperti ajaran keluarganya. Qais percaya bahwa sifat dermawan merupakan sifat yang mulia dalam islam.
Qais bin Saad pernah membebaskan orang-orang yang berhutang padanya, dalam suatu keadaan penduduk Madinah datang ke rumahnya dan berhutang. Setelah itu ia mencatat orang-orang yang berhutang itu di sebuah buku catatan. Beberapa saat berlalu, ia jatuh sakit sehingga membuat simpanan bekalnya menipis.Qais berkata kepada istrinya, Quraibah bin Abi Quhafah, saudara perempuan Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Quraibah, tidakkah kau lihat perbekalanku semakin sedikit?’ ‘Hartamu ada pada orang-orang yang berutang’, jawab Quraibah. Lalu Qais mengutus seseorang menemui setiap pengutang dengan membawa catatan.Ia memerintahkan orang itu berseru, ‘Siapa yang memiliki utang pada Qais bin Sa'ad, maka harta itu untuk dia’. Yakni telah diberikan kepada mereka dan tak usah membayar. Sahabat dermawan, semoga kisah diatas dapat menginspirasi dan menambah wawasan kita tentang para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam semua.