Yuk Kak, kita ambil hikmah kisah sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Berikut uraiannya...Bulan Zulhijjah ini merupakan bulan yang memiliki berbagai macam keutamaan. Diawali dengan 10 hari pertama pada bulan Zulhijjah, hingga puncaknya pada pelaksanaan ibadah haji, dan juga diteruskan dengan 3 hari tasyrik. Puncak keutamaan pada bulan Zulhijjah adalah ibadah haji, namun bagi kita yang terhalang untuk melakasanakan ibadah haji, puncak dari bulan Zulhijjah itu adalah Hari Raya Idul Adha yang dilanjut dengan penyembelihan hewan qurban.
Sejarah singkat syariat qurban
Sejarah syariat qurban berawal pada kisah Nabi Ibrahim dengan putranya, yakni Nabi Ismail. Kisah ini Allah abadikan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 100 hingga 105. Maka, dalam kisah inilah tedapat pengajaran yang mendalam hikmahnya.Nabi Ismail adalah anak yang sangat didambakan oleh Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim berdoa, “Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih.” (QS. As-Saffat : 100). Kemudian Allah kabulkan doanya, “Maka kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).” (QS. As-Saffat : 101).Seiring waktu pun, Nabi Ismail tumbuh dewasa. Hingga sewaktu ketika, Nabi Ibrahim mendapatkan sebuah mimpi, yang dalam mimpinya itu Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya tercinta. Kemudian, dengan penuh ketaatan kepada Allah, Nabi Ibrahim menyampaikan tentang mimpinya. “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu...” (QS. As-Saffat : 102).Lalu dengan penuh kesabaran dan ketaatan pula, Nabi Ismail menjawab, “Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat : 102). Maka, dengan penuh kesabaran, Nabi Ibrahim pun bersiap untuk menyembelih putranya yang telah ia dambakan.Maka yang terjadi selanjutnya, “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat : 103-105).Ketika digerakkan pisau tersebut oleh Nabi Ibrahim, maka atas seizin Allah yang tersembelih adalah seekor domba yang besar. Demikian Allah beri balasan kepada mereka yang berbuat baik dan taat kepada Allah.#Baca Juga : Kisah Pemberani, Zubair bin Awwam
Hikmah Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Allah menjadikan kisah tersebut terdapat dalam Al-Qur’an sebagai pengajaran bagi umat islam. Dalam kisah tersebut, kita dapat memetik beberapa hikmah. Antara lain :Yakin bahwa setiap perintah Allah itu adalah sebuah kebaikan
Sabar atas perintah Allah