Allah mengetahui segala hal, yang ada di langit dan yang ada di bumi. Yang telah lalu hingga yang akan terjadi. Tidak ada satupun makhluk yang dapat bersembunyi dariNya. Dan tidak akan ada hal yang dapat di sembunyikan melainkan Allah mengetahuinya. Allah berfirman : “Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui’…” (QS. Al-Imran : 29). Yakini Kita Selalu diawasi Oleh Allah ya.Sebagai orang yang beriman. Kita harus meyakini semua itu, yaitu yakin bahwa Allah merupakan Ar-Raqib atau yang Maha Mengawasi. Maka timbullah perasaan bahwa kita selalu diawasi oleh Allah. Sifat ini disebut Muroqobah.
Apa Itu Muroqobah ?
Para Ulama menjelaskan tentang arti dari kata muroqobah. Muroqobah memiliki arti pengawasan, memperhatikan, dan menyaksikan. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, muroqobah merupakan sebagai pengetahuan seorang hamba secara terus menerus dan keyakinannya bahwa Allah mengetahui zhahir dan batinnya. Lalu Imam al-Ghazali mengartikan bahwa muroqobah artinya perhatian, penjagaan, atau pengawasan diri untuk selalu mengarahkan hati kepada Allah yang senantiasa mengawasi manusia.Sahabat dermawan, seorang shalih bersenandung : "Apabila engkau menyendiri pada suatu hari, maka jangan engkau katakan aku menyendiri, tetapi katakan ada pengawas yang selalu mengintaiku"Jangan engkau mengira Allah lalai walaupun sesaat, dan jangan engkau mengira bahwa apa yang engkau sembunyikan luput dariNya, karena manusia selalu berada dalam pengawasan Allah. “Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah : 235)“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab : 52) Keadaan seorang muslim harus selalu merasa dirinya diawasi oleh Allah, ia senantiasa merasakan diawasi disetiap saat dari kehidupannya, sehingga keyakinannya menjadi sempurna bahwa Allah selalu melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya dan memperhatikan amal-amalnya.Oleh karena itu, dirinya larut dalam pengawasan Allah, sehingga dia takut untuk berbuat maksiat. Setiap kali dia ingin berbuat dosa, dia ingat bahwa Allah mengawasinya. Dia sangat menyadari bahwa Allah selalu menatapnya hingga tidak ada yang terlewat. Maka dia akan mencoba untuk berbuat baik karena Allah. Itulah buah dari sikap muroqobah.Sifat Muroqobah sangat diperlukan untuk meraih tingkat tertinggi dari keimanan, yang disebut juga dengan ihsan. Dalam sebuah riwayat disebutkan : “…Seseorang bertanya pada Rasulullah, ‘Beritahukanlah kepadaku apa itu ihsan?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranya engkau tidak (dapat) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu…’” (HR. Muslim).
Dalam sebuah kisah yang cukup terkenal, Umar bin Khattab ra. bertemu dengan seorang anak penggembala kambing. Umar tertarik pada kambing-kambing tersebut lalu berkata kepadanya, “Banyak sekali kambing yang kau pelihara. Semuanya bagus dan gemuk-gemuk. Maukah kau jual padaku satu ekor saja?” Anak penggembala tersebut menjawab, “Maaf Tuan, Saya bukan pemilik kambing-kambing ini. Saya hanya menggembalakan dan memungut upah darinya.” Umar membalas, “Katakan saja kepada majikanmu, salah satu kambingnya dimakan serigala.” Anak tersebut terdiam sejenak lalu berkata, “Di mana Allah? Jika Tuan menyuruh saya berbohong, di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan mau menjerumuskan saya ke dalam neraka karena telah berbohong?” Lalu, Umar pun terkagum akan keyakinan bahwa Allah selalu mengawasinya.Kisah tersebut merupakan teladan mengenai muraqabah terhadap pengawasan Allah SWT yang menjadikan seorang hamba tidak akan berani untuk bermaksiat.Sahabat, kita harus Yakini Kita Selalu diawasi Oleh Allah, Jangan pernah kita ragukan bahwa Allah selalu mengawasi kita. Jangan sampai kelalaian kita menjadi sebab terjerumusnya diri kita kedalam neraka.